Strategi Menangkal Hoaks

Kelas : Guru Motivator Literasi Digital 2

Pertemuan : Ke-5

Hari/Tanggal : Rabu/10 November 2021

Judul : Strategi Menangkal Hoaks

Narasumber : Heni Mulyanti

Moderator : Muliadi


Hoaks? Berita yang tidak jelas kebenarannya, namun sulit untuk tidak mempercayainya,  menjadi fakta yang ada didalam kehidupan saat ini. Apalagi informasi begitu deras, datang bertubi - tubi, masuk ke gawai siapa saja tanpa permisi. Misalnya berita yang dikirim seseorang yang ada di grup WA, ataupun berita yang tertulis di face book teman, di Instagram, dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, mari kita pelajari hal - hal yang terkait dengan Hoaks, agar kita bisa menjadi individu yang tidak begitu saja percaya dengan berita yang belum jelas kebenarannya.

Apa yang akan dibahas, dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Perkembangan era digital dan banjir informasi

2.  Hoaks, motif, jenis, ciri dan dampaknya

3. Tips periksa fakta secara singkat

๐Ÿ’ Perkembangan era digital dan banjir informasi.

Dimulai dari era sebelum ada internet. Pada masa tersebut, media masih sangat terbatas, hanya ada televisi (Tv), radio, dan koran. Individu yang hidup pada era tersebut mengalami menonton tv bersama - sama (nobar atau nonton bareng), antri menggunakan telepon umum menggunakan koin, atau menelpon di warung telekomunikasi (wartel).

Kemudian masuk ke era internet. Dengan adanya internet, semuanya menjadi mudah. Mengirim informasi cukup dengan satu jari. Bermodalkan gawai pintar dan akses internet, siapapun bisa menjadi pembuat, penyebar dan pengguna informasi. Bahkan dari kegiatan tersebut, bisa membuat Chanel pribadi yang  bisa mendapatkan penghasilan. Fantastik bukan?

Berkembangnya teknologi, terutama teknologi informasi, juga berdampak masif pada  informasiy diterima. Informasi yang serius ataupun sekedar candaan, berseliweran di grup - grup yang kita ikuti. Yang memprihatinkan adalah ketika ada anggota grup yang tidak bisa membedakan mana berita yang serius, atau sekedar candaan (cenderung Hoaks), dan meneruskan ke grup lain tanpa disaring. Jadilah berita yang belum tentu kebenarannya menjadi konsumsi orang banyak, sehingga menjadi benar.

Kemudahan penyebaran informasi inilah yang memungkinkan Hoaks menjadi marak.Menurut data Mafindo ada 2.298 berita Hoaks yang beredar selama tahun 2020. Masih menurut Mafindo, tempat yang umumnya digunakan untuk menyebarkan Hoaks adalah: Facebook, WA dan Twitter.

Untuk mengatasi atau membedakan antara berita yang benar (fakta) dan Hoaks maka perlu dilakukan periksa fakta. Setiap individu diharapkan mempunyai kemauan dan kemampuan melakukan periksa fakta, sehingga bisa mengurangi penyebaran berita Hoaks.

Beberapa situasi yang menyertai seiring dengan banjirnya informasi, yaitu :

A. Era post truth

B. Matinya kepakaran

C. Filter bubble dan echo Chamber

๐Ÿ”ท Era post truth menggambarkan situasi ketika Hoaks memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dibandingkan dengan fakta yang sebenarnya. 

Di era post truth di medsos,  fakta obyektif kurang  berpengaruh dalam membentuk opini publik karena lebih kuat emosi dan keyakinan pribadi (Rosita N.W, staf khusus Kemkominfo).

Di era ini ditandai ketika suatu fakta diberikan pada seseorang, maka orang tersebut cenderung untuk tidak menerimanya. Hal ini lebih dikarenakan emosi yang dominan serta keyakinan pribadi yang kuat. Contoh: saat si A sudah percaya pada si B, kemudian datang C membawa bukti baru tentang si B, tapi si A tetap menyangkal karena sudah punya keyakinan kalau si B benar.

๐Ÿ”ท Matinya kepakaran adalah suatu frasa yang menggambarkan ketidakpercayaan terhadap para pakar/ahli, yang sudah pasti memiliki pendidikan ataupun sertifikasi sesuai bidangnya (Nichols, 2018). Contoh untuk hal ini sangat banyak, apalagi disaat pandemi Covid 19. Banyak informasi dari media sosial dijadikan rujukan, tanpa melihat kompetensi penulisnya. 

๐Ÿ”ท Filter bubble mengacu pada data atau histori pengguna, misalnya: jika sering membuka satu situs belanja tertentu, maka produk- produk dari situs belanja tersebut akan muncul di beranda.

Sedangkan echo Chamber berdasarkan kesamaan informasi antar pengguna, misalnya: seseorang yang memiliki minat pada informasi/berita olahraga, makay muncul di beranda orang tersebut adalah informasi/berita olahraga.

๐Ÿ’  Hoaks, motif, jenis, ciri dan dampaknya

Hoaks berasal dari kata "Hocus Pocos" (seperti kata "Simsalabim" pada permainan sulap). Sudah digunakan sejak abad ke-17 M.

Hoaks diartikan sebagai informasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah - olah benar.

Alasan kenapa masih saja ada orang yang percaya pada Hoaks, antara lain:

@ Kemampuan literasi digital dan berpikir kritis       yang belum merata.

@ Polarisasi mayarakat

@ Belum cakap memilah informasi dan minimnya kemampuan periksa fakta.

Hoaks terjadi karena ada yang membuat dan menyebarkan. Motif ekonomi bisa menjadi alasan orang menyebarkan Hoaks. Saat seseorang membuat situs yang berisi informasi/berita provokasi, maka akan banyak pengunjung membuka situsnya. Makin banyak pengunjung maka banyak keuntungan secara ekonomi (click bait).

Hoaks dibedakan menjadi 2, yaitu Hoaks yang termasuk misinformadi dan disinformasi. Disebut misinformasi apabila informasi salah tapi penyebarnya tidak tahu kalau itu salah, berarti terjadi secara tidak sengaja. Pada disinformasi ada unsur kesengajaan.

Menurut Mafindo, ada 7 kategori misinformasi dan disinformasi, yaitu:

1. Satir atau parodi, adalah suatu konten yang tidak ada niat untuk merugikan tapi dapat mengelabui.

2. Menyesatkan, adalah sebuah konten yang sesat untuk membingkai sebuah isu individu

3. Tiruan, adalah sebuah sumber asli yang ditiru

4. Palsu, adalah konten baru yang 100% salah, didesain untuk menipu dan merugikan

5. Koneksi yang salah, konten yang berisi judul, gambar dan keterangan yang tidak saling mendukung

6. Konten yang salah, adalah sebuah konten asli dipadankan dengan konten yang salah.

7. Konten yang dimanipulasi, adalah sebuah konten yang berisi berita/gambar yang dimanipulasi.

Ciri - ciri informasi Hoaks:

Sumber informasi tidak jelas, biasanya membangkitkan emosi, kelihatan ilmiah tapi salah, isi menyembunyikan fakta, minta diviraljan.

Rekomendasi dari Mafindo, untuk sumber informasi gunakan rujukan media kredibel atau anggota dewan pers atau sumber dari lembaga resmi terkait.

Dampak Hoaks :

- Timbul perpecahan dan saling curiga

- Bingung membedakan informasi yang bisa dipercaya dan tidak

- Hilangnya nyawa karena informasi yang salah

๐Ÿ’  Tips periksa fakta secara singkat:

    ๐Ÿ‘‰  Tonton video pada link berikut:

       https://www.youtube.com/watch?v=rX5z3PBmwtM


     ๐Ÿ‘‰ Mencari informasi di Mafindo, cek melalui nomor WA Mafindo 0859-2160-0500

Caranya: 

1. Buka aplikasi dan Kirim pesan apapun untuk memulai percakapan

2. Chatbot akan membalas dengan 5 pilihan , yaitu :

A. Periksa Hoaks

B. Cek fakta terbaru

C. Tips dan Trik melawan Hoaks

D. Tentang kami

E. Privasi

3. Ketik angka sesuai yang diinginkan kirim.


Tak banyak yang bisa saya bagi, semoga betmanfaat.

Saya tutup resume ini dengan sebuah pantun:             

JALAN - JALAN KE HUTAN RAYA

BERTEMU RUSA YANG SEDANG MAKAN

MARI  BERSELANCAR DI DUNIA MAYA

UNTUK MENCARI DAN MENEBAR KEBAIKAN


Terima kasih๐Ÿ™











Komentar

  1. Saya izin ATM tentang tulisan yang dituliskan Ibu yaaa "7 kategori misinformasi dan disinformasi"

    Terimakasih sudah berbagi
    Sehat selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan Pak ...Terima kasih kembali dan selalu sehat

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Itu Mudah

Ayo...Naik Kelas dan Raih Prestasi melalui aktifitas menulis

Menjadi Penulis Buku Mayor