Berbagi cerita

  Sampah...sebagai hasil dari aktifitas manusia menjadi masalah bagi kehidupan. Dari hari ke hari jumlah sampah selalu meningkat, sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sebab ada hubungan yang signifikan antara jumlah penduduk dan jumlah sampah yang dihasilkan. Sampah yang dibuang sembarangan, misalnya di pinggir jalan, akan sangat mengganggu pemandangan. Lingkungan menjadi tidak indah lagi, ditambah bau tak sedap yang muncul dari tumpukan sampah tersebut. Sebenarnya sampah bisa menjadi nilai tambah secara ekonomi jika dikelola dengan baik. Sayangnya masih banyak orang yang melihat dengan sebelah mata akan potensi ekonomi sampah.  Untuk mendapatkan nilai ekonomi sampah, bisa kita mulai dari rumah masing - masing, lanjut ke lingkungan atau membuat komunitas di lingkungan , misalnya membentuk kegiatan "Bank Sampah" Jika dikelola dengan baik sampah bisa bermanfaat. Contohnya, dengan memilah sampah sesuai dengan jenisnya, sampah bisa dijual atau di daur ulang. Sampah yang b

Seorang lelaki tua, duduk di dekat sebuah gerobak berisi minuman yang menjadi dagangannya. Angin yang berhembus lembut, membuatnya sedikit terkantuk. Karena tak juga ada pembeli yang datang, akhirnya tertidurlah Ia. Tak berapa lama datang seorang laki - laki muda berpakaian bagus, turun dari mobilnya. Si pemuda gagah menghampiri laki - laki tua, sambil meminta sebotol minuman. "Kau...bukankah engkau adalah anakku?, Tanya lelaki tua tergagap sebab tak percaya dengan pemandangan yang ada di depannya. "Bukan...Aku bukan anakmu", jawab si pemuda "Mengapa? Wajahmu mirip diriku, hanya usia kita yang berbeda", lelaki tua meyakinkan si pemuda. "Aku tidak memiliki Ayah sepertimu, Ayahku sudah lama pergi, sejak aku masih dalam kandungan ibuku", lanjut sang pemuda. "Aku sangat yakin jika Engkau adalah anakku, anakku yang kutinggalkan saat ibumu sedang mengandung dirimu", laki - laki tua itu mulai menangis. "Maafkan Ayahmu Nak...", Kata lelaki

Pelatihan Belajar Menulis PGRI Pertemuan ke-5 Gelombang 23 - 24 Rabu, 26 Januari 2022 Judul : Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi. Narasumber  Aam Nurhasanah S.Pd Moderator : Dail Ma'ruf Hari ini merupakan pertemuan kelima pada kegiatan belajar menulis. Sebagai narasumber, Bu Aam Nurhasanah membawakan judul "Menulis Membuatku Naik Kelas dam Berprestasi'. Sebuah jaudul yang sangat "provokatif" dan dapat melecut semangat peserta untuk tak surut dalam mengikuti kegiatan ini. Narasumber memaparkan pengalamannya dalam mengikuti kelas menulis di PGRI. Sempat gagal saat ikut di salah satu gelombang, namun bangkit dan berusaha menyelesaikan tugas pelatihan di gelombang berikutnya. Ternyata, keberhasilan Beliau menjadi peserta yang lulus dan menghasilkan karya berupa buku, memjadi pemicu untuk terus berkarya dan mengukir prestasi. Semua impiannya tercapai dengan menekuni dunia tulis menulis. Beliau menjelaskan istilah naik kelas bagi penulis, yaitu bagaimana seor

Pelatihan Belajar Menulis PGRI Pertemuan ke-2 Gelombang 23 - 24 Rabu, 19 Januari 2022 Judul : Menjadikan Menulis sebagai Passion Narasumber : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd Moderator : Helwiyah Pelatihan Belajar Menulis PGRI pertemuan kedua berjudul "Menjadikan Menulis sebagai Passion" dimentori oleh Ibu Sri Sugiastuti alias Bu Kanjeng. Tulisan yang saya buat berdasarkan materi yang diberikan pada pelatihan ini. Passion diartikan sebagai gairah atau kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang disukai atau yang dianggap penting (m.merdeka.com). Dengan adanya gairah maka seseorang akan menjadi lebih kreatif dan penuh semangat. Selain itu, memiliki rasa  bahagia dan bangga dengan potensi diri. Untuk menambah ilmu dan wawasan sehingga lebih percaya diri dalam menulis, paparan dari narasumber melalui pelatihan menulis ini akan sangat membantu. Ada beberapa alasan kenapa seseorang ingin menjadi penulis. Alasan pertama adalah tentang pandangan atau anggapan masyarakat bahwa kemampuan menu

Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24 Pertemuan ke-1 Senin, 17 Januari 2022 Judul : Ide Menulis Bagi Guru Narasumber : Wijaya Kusuma, M.Pd Moderator : Maesaroh Dapat mengikuti kelas menulis bersama PGRI , yang dinisiasi oleh Pak Wijaya Kusumah, atau dikenal dengan panggilan Om Jay, menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Awal bergabung di kelas menulis, ikut gelombang 21 dan 22. Karena baru bergabung setelah pertemuan ke delapan, akhirnya saya hanya mengikuti kelasnya atau pertemuannya yang dilakukan tiga kali seminggu. Karena tidak pernah membuat resume, saya termasuk peserta yang belum bisa dinyatakan lulus. Syarat lulus adalah membuat minimal 20 resume dari 30 pertemuan, serta membuat buku solo. Mungkin untuk sebagian orang, syarat tersebut cukup berat, tapi jika tekad sudah bulat pasti berhasil. Beberapa teman berhasil mendapatkan sertifikat kelulusan. Tak ingin terpuruk, saya berniat ikut kelas menulis di gelombang berikutnya, dan menyiapkan diri dengan semangat yang