Kiat Menulis Cerita Fiksi

Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Gelombang 23 - 24

Pertemuan Ke-11

Rabu, 09 Pebruari 2022

Judul : Kiat Menulis Cerita Fiksi

Narasumber : Sudomo , S.Pt

Moderator : Helwiyah




Cerita fiksi? Pasti asyik.

Ingat saat remaja dulu, setiap hari Minggu  membaca cerita yang  ada di majalah khusus remaja, yang paling terkenal saat itu. Ceritanya seru - seru. Cerita pendek ataupun cerita bersambung, membuat penasaran untuk segera tahu endingnya. Setelah membaca, ada decak kagum pada penulisnya. Kok bisa? 

Malam ini, peserta pelatihan menulis akan belajar tentang bagaimana membuat cerita fiksi. Pak Sudarmo alias Mas Mo, seorang guru IPA dari Lombok, yang juga penulis cerita fiksi akan berbagi ilmu, ditemani Bunda Helwiyah sebagai moderator.

Ada beberapa alasan kenapa seorang guru harus bisa menulis cerita fiksi. 

Pertama, literasi teks fiksi termasuk dalam penilaian Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Jika guru terbiasa menulis cerita fiksi, maka akan lebih mudah dalam membuat soal standar AKM.

Kedua, bisa menjadi cara menyembuhkan luka di hati, melalui tokoh fiksi yang bisa menyuarakan isi hati.

Ketiga, bisa menjadi media pembelajaran alternatif yang menyenangkan bagi murid, terutama dalam pengembangan karakter dan materi pengayaan 

Keempat, bisa menambah poin dan koin jika dijadikan buku.

Jika ingin menjadi penulis cerita fiksi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu : 

1. Mempunyai komitmen dan niat yang kuat untuk belajar menulis fiksi, melalui blog atau kompetisi.

2. Kemampuan dan kemauan melakukan riset. Riset diperlukan agar tulisan menjadi lebih nyata dan tidak cacat logika. Misalnya menulis tentang anak desa yang hidup di sebuah desa, maka setting latar juga harus sesuai seperti nyata.

Hal - hal yang juga harus diperhatikan adalah unsur - unsur dalam membangun cerita fiksi,yaitu :

A. Tema atau ide pokok cerita.

Tema bisa diperoleh dari hal yang paling dekat dengan keseharian. Pilih tema yang paling disukai dan dikuasai agar mudah dalam menyelesaikan cerita.

B. Premis atau ringkasan cerita dalam satu kalimat.

Unsur - unsur premis terdiri dari : karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan dan resolusi. Pada novel terkenal Harry Potter, premisnya adalah "Seorang penyihir muda berjuang melawan penyihir jahat yang ingin menguasai dunia".

C. Alur/Plot yang merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita.

Alur berupa : pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/klimaks, dan ending.

D. Penokohan

Merupakan penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita. Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.

E. Latar/setting yang merupakan penggambaran waktu, tempat dan suasana.

F. Sudut pandang, yang merupakan cara penulis menempatkan diri , dan penggunaannya harus konsisten.

Setelah memahami unsur - unsur cerita fiksi, saatnya meulis cerita fiksi. 

Bagaimana cara menulis fiksi? Paparan berikut bisa menjadi acuan jika ingin mulai menulis cerita fiksi.

1. Niat untuk memulai dan menyelesaikan cerita. Seringkali penulis mengalami kebuntuan ide saat menyelesaikan tulisan.

2. Membaca cerita fiksi yang dibuat oleh penulis lain. Dengan banyak membaca cerita orang,maka bisa menjadi referensi berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis dan gaya penulisan.

3. Berkaitan dengan ide dan genre. Catat segera jika ada ide yang terlintas agar tidak hilang. Pilihlah genre yang disukai dan dikuasai. Beberapa genre yang bisa dipilih : Roman, komedi, horor, humor, dan sebagainya.

4. Membuat outline atau kerangka karangan.

a. Kerangka disusun berdasarkan unsur - unsur pembangun cerita fiksi.

b. Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi yang dibuat.

c. Membuat premis sesuai tema.

d. Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur - unsurnya.

e. Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik.

f. Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail.

g. Memilih sudut pandang penceritaan yang unik.

5. Mulailah menulis.

@ Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik).

@ Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik, caranya membuat paparan yang jelas kepada pembaca.

@ Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh.

@ Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi. 

@ Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas.

@ Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi).

@ Membuat ending yang baik.

6. Lakukan swasunting (setelah selesai menulis)

@ Jangan menulis sambil mengedit 

@ Fokus penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan dan logika cerita.

@ Menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri.

@ Siapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Akhirnya selesai sudah, kegiatan belajar menulis kali ini. Dengan paparan narasumber yang begitu jelas, semoga bisa menjadi modal dalam proses menulis cerita fiksi. Dan bisa membuat cerita yang bagus dan berkesan bagi pembaca, seperti dulu saat menjadi pembaca cerpen ataupun cerbung sebuah majalah remaja. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menguak Dapur Penerbit Mayor

Mimpi Seorang Lelaki Tua