Mengubah Karya Ilmiah Menjadi Buku

Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Gelombang 23 - 24

Pertemuan ke-6

Jum'at, 28 Januari 2022

Judul : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Moderator : Raliyanti


Pelatihan menulis kali ini dimentori oleh Ibu Noralia Purwa Yunita, seorang guru IPA SMP dari Jawa Tengah. Begitu beliau memperkenalkan diri diawal pertemuan. Sama seperti narasumber lainnya, beliau merupakan alumni dari kelas menulis PGRI. Pada kesempatan ini, beliau akan berbagi pengalaman dalam mengubah Karya Tulis Ilmiah (KTI) menjadi buku.

Tulis menulis merupakan kegiatan yang sudah akrab bagi guru. Semua guru yang sudah memiliki kualifikasi S1, pasti pernah membuat Karya Ilmiah sebagai syarat kelulusan, dalam bentuk skripsi. Setelah menjadi gurupun masih dituntut untuk menulis, misalnya menulis best praktis, Penelitian Tindakan Kelas, jurnal dan sebagainya. Kewajiban menulis bagi guru, karena karya ilmiah yang dibuat digunakan untuk syarat kenaikan pangkat.

Termasuk guru yang kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sudah tentu akan membuat karya ilmiah lagi. Untuk jenjang S2 menulis thesis, dan untuk jenjang S3 menulis disertasi.

Agar karya yang dibuat dengan penuh perjuangan itu tidak sia - sia, dan menjadi pajangan di rak buku, bahkan tergeletak berdebu di gudang, sebaiknya diubah atau dikonversi menjadi buku. Banyak sekali manfaat yang diperoleh, yaitu :

1. Bisa dibaca oleh orang banyak/masyarakat

2. Ditawarkan kepada orang yang membutuhkan informasi yang terdapat di dalam buku, sehingga penulis mendapat keuntungan.

3. Buku merupakan salah satu jenis publikasi ilmiah yang bernilai poin dan dapat digunakan untuk kenaikan pangkat.

4. Membuat nama penulis menjadi terkenal, karena bukunya dibaca orang

5. Berbagi ilmu kepada orang lain, sehingga menjadi jariah bagi penulisnya.

Untuk mengubah KTI menjadi buku, maka sebaiknya, kita memahami terlebih dahulu perbedaan format KTI dan Format buku, yaitu :

A. Format KTI, terdiri dari :

- Judul

- Lembar Pengesahan

- Kata Pengantar

- Halaman Persembahan

- Daftar Isi

- Pendahuluan

- Tinjauan Pustaka

- Metode Penelitian

- Pembahasan

- Kesimpulan

- Daftar Pustaka

- Lampiran

B. Format Buku, terdiri dari :

- Judul

- Kata Pengantar

- Prakata

- Daftar Isi

- Isi Buku

- Daftar Pustaka

- Sinopsis 

- Profil Penulis

Format buku lebih sederhana bila dibandingkan dengan format KTI, tujuannya adalah agar lebih mudah dibaca dan dicerna.

Berikut adalah langkah - langkah dalam mengubah KTI menjadi Buku :

A. Mengubah Judul

Judul KTI biasanya menggunakan bahasa ilmiah, catatan kaki dan panjang. Sedangkan judul untuk buku menggunakan bahasa populer, santai dan singkat, cukup 5 - 6 kata.

Sebagai ilustrasi:

Judul skripsi :

"Efektifitas metode SEMMI berbasis mind map untuk meningkatkan ketrampilan pemecahan soal kimia siswa kelas X SMA.

Diubah menjadi buku dengan judul :

"Mudah Belajar Sains dengan metode SEMMI"

Judul buku menjadi lebih singkat, padat, dan tidak mengubah arti dari judul karya ilmiah.

B. Daftar Isi

Pada umumnya, daftar isi dalam karya ilmiah berupa :

1. Bab 1 : Pendahuluan, berisi pendahuluan, latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah

2. Bab 2 : Landasan Teori

3. Bab 3 : Metode Penelitian yang berisi rumus - rumus statistika

4. Bab 4 : Hasil dan Pembahasan

5. Bab 5 : Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran

Ketika diubah menjadi buku, maka daftar isi mengikuti kaidah 2W + 1H, akan menjadi :

Bab 1 (Why/Mengapa), menjelaskan pentingnya alasan penggunaan metode dalam pembelajaran, masalah dalam pembelajaran sains yang dikemukakan, dsb.

Bab 2 (What/Apa), menjelaskan apa itu karakteristik, ciri khas, dari metode/media/model yang menjadi fokus dari tulisan.

Bab 3, 4, 5 dan seterusnya (How/Bagaimana), menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, hasil dan penerapannya.

Buku dapat pula dibuat dari pengembangan materi bab 2 dari sebuah KTI.

Contoh :

Jika bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi :

2.1 Hasil Belajar

2.2 Media Pembelajaran

2.3 Modul

2.4 Metode Pembelajaran

2.5 Pembelajaran Berbasis Riset 

Maka saat menjadi buku, bisa dibuat menjadi beberapa beberapa sub bab yaitu :

Sub bab 2.1 Hasil Belajar, menjadi bab 2 dengan judul teori belajar, dengan sub bab :

2.1 Belajar

2.2 Permasalahan dalam Pembelajaran

2.3 Hasil Belajar dan Faktor - faktor yang Mempengaruhinya.


Sub bab 2.2 : Media Pembelajaran menjadi bab 3.

Bab 3 : Media Pembelajaran, dengan sub bab:

3.1 Pengertian Media

3.2 Jenis Media

3.3 Manfaat Media


Sub bab 2.3 Modul ,menjadi bab 4 

Bab 4 : Mengenal Modul

4.1 Pengertian Modul

4.2 Karakteristik Modul

4.3 Sistematika Modul

4.4 Kelebihan Modul

Dan seterusnya, hingga semua sub di bab 2 selesai.

Dari contoh diatas, dapat dikatakan bahwa mengubah KTI menjadi buku bisa dilakukan dengan pengembangan materi pada bab 2. Bab 3 pada KTI yang berisi hitungan statistik tidak perlu dimasukkan.

C. Menambahkan tulisan tentang hal yang sedang dibicarakan atau pengetahuan baru yang sedang menjadi pembicaraan.

Agar buku menjadi menarik, maka perlu dihubungkan dengan pengetahuan baru yang sedang "trend" dan menjadinpengetahuan wajib. Contoh dibidang pendidikan, siswa harus memiliki ketrampilan abad 21 yang meliputi kompetensi  4C ( Communication, Collaboration, Creativity, Critical Thinking).

D. Menampilkan hasil penelitian

Hasil penelitian boleh ditampilkan asal tidak terlalu banyak. Hanya menuliskan data penelitian  yang penting saja.

E. Perhatikan tentang masalah kebahasaan dan penyajian.

Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku harus berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya bahasa tergantung penulisnya, yang penting tulislah dengan bahasa yang menarik, sehingga calon pembaca menjadi penasaran, dan tertarik untuk membaca. Dengan bahasa yang jelas dan padat, KTI versi buku bisa dipahami oleh pembacanya.

F. Daftar Pustaka

Daftar Pustaka sebaiknya menggunakan situs blog resmi, seperti : Kemendikbud go.id, jurnal ilmiah, e boom, atau karya ilmiah lainnya. Hindari menggunakan blog pribadi, dengan domain blogspot, wordpress, dsb.

Jumlah halaman yang disarankan minimal 70 halaman, menggunakan format A5, dan ukuran huruf, jenis huruf dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit.

Agar tidak disebut self plagiarisme sebaiknya tidak menyalin KTI secara langsung. Cara yang bisa dilakukan yaitu : menulis ulang setiap kalimat tanpa mengubah arti atau maksud dari kalimat yang terdapat pada KTI. Boleh juga menggunakan teknik parafrase.

Demikian resume pertemuan ke 6, dari kegiatan belajar menulis. Semoga bermanfaat.



 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menguak Dapur Penerbit Mayor

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Mimpi Seorang Lelaki Tua