Masih ada orang baik


Pengalaman ini terjadi saat saya akan memperpanjang surat rujukan ke rumah sakit. Surat pengantar dari fasilitas kesehatan pertama , saya harus mengambilnya di puskesmas yang ditunjuk. Dengan membawa surat pengantar tersebut, barulah saya bisa dilayani di fasilitas tingkat berikutnya, yaitu sebuah rumah sakit tipe B.

Karena berbagai kesibukan, saya baru menyadari jika saya seharusnya  sudah berkunjung ke dokter spesialis penyakit dalam. Sedikit panik, karena belum mengurus rujukan dari puskesmas. Akhirnya, saya pergi ke puskesmas. Ketika sampai, saya bertemu seorang bapak berseragam satpam. Setelah mengucap salam, saya utarakan tujuan saya datang. Pak satpam memberikan nomor antrian, dan menunjukkan tempat yang harus didatangi. Tempat khusus bagi pasien yang membutuhkan waktu layanan lebih cepat. Jadi tidak bercampur dengan pasien biasa.

Saya datangi tempat yang ditunjuk, dengan membawa nomor antrian. Karena pasien cukup banyak, bangku yang sudah disediakan tidak ada yang kosong lagi, kecuali bangku yang diberi tanda silang, yang berarti tidak boleh diduduki agar ada jarak antara satu dengan yang lain. Akhirnya saya berdiri, menyender di tembok, berharap segera dapat bangku kosong.

Tak lama, petugas memanggil nomor, nomor 12 dan 13. Sedikit kecut, karena saya memegang nomor 31. Dalam hati sudah sedikit kesal, pasti akan lama. Seorang ibu berdiri dan berjalan ke petugas yang memanggil. Karena bangkunya kosong, saya bergegas menempati. Tiba - tiba seorang perempuan muda, hamil besar dan membawa balita, yang tertidur di pangkuannya, mencolek tangan saya. Dia mengatakan, kalau dia memegang nomor antrian 12 dan menawarkan kepada saya karena dia tidak jadi berobat . Saya ambil nomor dari tangannya, sambil mengucap terima kasih, saya bergegas ke tempat pemeriksaan. Sungguh....saya sangat bersyukur mendapatkan sebuah kebaikan dari seseorang yang belum saya kenal.

Terima kasih Tuhan, yang telah mengirim orang baik, sehingga urusan saya cepat selesai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menguak Dapur Penerbit Mayor

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Mimpi Seorang Lelaki Tua