Postingan

Apresiasi yang Memotivasi

Gambar
Sudah beberapa kali saya mengikuti tantangan menulis yang dibuat oleh Om Jay, seorang guru blogger yang selalu menggerakkan teman - teman guru untuk rajin menulis. Semboyannya " Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi" menjadi amunisi bagi guru - guru atau siapapun yang baru belajar menulis. Kalimat yang sepertinya sangat sederhana, namun bermakna sangat dalam. Apa yang dikatakan Om Jay tentang menulis, sudah beliau dapatkan. Tulisan Om Jay di blog banyak dibaca orang. Dengan banyak pembaca, beliau mendapatkan koin. Dan ini sering beliau ceritakan. Beliau juga bisa menjadi narasumber, bahkan bertemu Presiden. Saya ada bersama beliau dalam sebuah grup WhatsApp. Di grup tersebut, beberapa kali beliau memberikan tantangan. Tantangannya adalah menulis dari sebuah foto yang dikirim ke grup. Alhamdulilah, saya mendapatkan hadiah dari tulisan yang saya kirimkan.  Hadiah yang diberikan oleh Om Jay memotivasi saya untuk tidak bosan menulis. Reward tersebut juga membuat ra

Jika Sehat Makanpun Nikmat

Gambar
  Kegiatan makan merupakan bagian dari kehidupan. Setiap orang boleh memiliki prinsip tentang makan dan makanan.  Orang bijak berkata "Makanlah untuk hidup bukan hidup untuk makan". Kalimat yang baik untuk diindahkan. Jadi, makanlah secukupnya saja. Pastikan makanan mengandung Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan garam mineral. Atau mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Makan juga tidak perlu berlebihan. Nabi Muhammad Saw, mengajarkan "Makanlah sebelum lapar, dan berhentilah sebelum kenyang". Jika kita meniru perilaku Nabi, maka kita akan bisa menikmati apa yang kita makan.  Makanpun tidak boleh terburu - buru. Menurut Rasulullah, sebaiknya makanan dikunyah sebanyak 33 kali. Dengan melakukan proses mengunyah sebanyak  33 kali maka proses pencernaan didalam mulut menjadi sempurna. Makanan yang awalnya kasar sudah menjadi halus. Hal ini akan membantu meringankan kerja lambung. Jika ada yang bertanya, makanan apa yang nikmat? Jawaban sederhana bisa kita ke

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Gambar
Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 23 - 24 Pertemuan Ke-11 Rabu, 09 Pebruari 2022 Judul : Kiat Menulis Cerita Fiksi Narasumber : Sudomo , S.Pt Moderator : Helwiyah Cerita fiksi? Pasti asyik. Ingat saat remaja dulu, setiap hari Minggu  membaca cerita yang  ada di majalah khusus remaja, yang paling terkenal saat itu. Ceritanya seru - seru. Cerita pendek ataupun cerita bersambung, membuat penasaran untuk segera tahu endingnya. Setelah membaca, ada decak kagum pada penulisnya. Kok bisa?  Malam ini, peserta pelatihan menulis akan belajar tentang bagaimana membuat cerita fiksi. Pak Sudarmo alias Mas Mo, seorang guru IPA dari Lombok, yang juga penulis cerita fiksi akan berbagi ilmu, ditemani Bunda Helwiyah sebagai moderator. Ada beberapa alasan kenapa seorang guru harus bisa menulis cerita fiksi.  Pertama, literasi teks fiksi termasuk dalam penilaian Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Jika guru terbiasa menulis cerita fiksi, maka akan lebih mudah dalam membuat soal standar AKM. Kedua, bi

Menguak Dapur Penerbit Mayor

Gambar
Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 23 - 24 Pertemuan ke-20 Rabu, 02 Maret 2022 Judul : Menguak Dapur Penerbit Mayor Narasumber : Edi S. Mulusnya Moderator : Mulyadi Kegiatan belajar menulis kali ini akan dibimbing oleh Bapak Edi S. Mulyanta. Beliau sudah bergabung dengan Penerbit Andi selama 20 tahun. Sekarang beliau sebagai Publishing Consuktan & e-book Development di Penerbit Andi. Beliau juga seorang dosen dan penulis. Pak Muliadi menjadi moderator, menemani narasumber. "Menguak Dapur Penerbit Mayor " sungguh judul yang menarik. Itulah senangnya berada di komunitas belajar menulis PGRI. Dari cara membuat judul, peserta sudah bisa belajar, bagaimana membuat kalimat yang apik, sehingga orang tertarik. Siapa sih yang tidak ingin mengetahui dapur penerbit, tempat yang sangat penting dalam sebuah penerbitan. Disitulah bahan dasar berupa naskah akan diramu sedemikian rupa menjadi masakan (buku) yang siap disajikan (sampai ke tangan pembaca). Dengan harapan penikmat buk

Menjadi Penulis Buku Mayor

Gambar
Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 23 - 24 Pertemuan ke-21 Jum'at, 04 Maret 2022 Judul : Menjadi Penulis Buku Mayor Narasumber : Joko Irawan Mumpuni Moderator : Widya Setianingsih Pelatihan Belajar Menulis PGRI yang ke 21 berlangsung malam ini. Sebagai narasumber yaitu Bapak Joko Irawan Mumpuni, dan moderator Ibu Widya Setianingsih. Dibuka dengan kata motivasi yang apik, membuat peserta menjadi semangat dan betah berada di kelas selama 2 jam. Bu Widya memang keren. Apalagi narasumbernya, keren abiss pokoknya. Pak Joko adalah direktur Penerbitan, yaitu Penerbit Andi dan sudah berpengalaman selama 20 tahun di dunia penerbitan. Seperti apa pengalamannya? Mari kita simak. Judul yang sangat menarik, bagi penulis pemula yang mempunyai mimpi besar menjadi penulis, walau kesibukan tiada habis. Niat kuat dibarengi usaha keras dan pantang menyerah harus tertanam, agar mimpi menjadi nyata. Semoga ... Setiap penulis pasti bermimpi mempunyai karya yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Apa

Kiat Sukses Memasarkan Buku

Gambar
Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang 23 - 24 Pertemuan ke- 19 Senin, 28 Pebruari 2022 Judul : Pemasaran Buku Narasumber : Agust Subardana, S.E, MM. Moderator : Raliyanti Walau libur, tetap lembur. Begitu semangatnya semua teman di grup menulis, sampai hari liburpun tetap ada pertemuan. Begitulah ... Semangat yang terus berkobar, karena terus dikipasi oleh mentor - mentor yang tak pernah lelah mengingatkan dan mengajak ke suatu pencapaian, sukses membuat buku dan sukses juga dalam memasarkan. Maka, kehadiran Pak Agust Subardana, sebagai narasumber sangatlah tepat. Beliau berpengalaman dalam bidang pemasaran buku, dan sudah bergabung dengan Penerbit Andi sejak tahun 1996. Waktu yang cukup untuk menimba pengalaman, yang malam ini akan dibagikan. Didampingi Bu Ruliyanti sebagai moderator, semangat kami semakin menyala. Seperti api yang menyala. Mari kita simak apa saja yang dipaparkan oleh Pak Agust yang sangat baik hati. Pak Agus bercerita, bagaimana pandemi telah meluluh lantakkan pe

Mendamba Kedamaian

Gambar
Melihat ikan yang meliuk - liuk lincah, menikmati makanan yang berlimpah, membuat rasa sesak di dada membuncah ... Sesak menghadapi kenyataan menjadi manusia yang hidup di negeri antah berantah. Sungguh tidak indah dan selalu resah ... Begitulah rasaku di Februari yang seharusnya penuh cinta. Sudah sebulan, aku tidak pernah bisa mendapatkan minyak sayur murah. Walau katanya sudah digelontorkan dalam jumlah yang "wah". Untuk mensiasati agar dapur tidak goyah, maka semua makanan tak lagi renyah, tapi kujadikakan makanan berkuah. Belum selesai satu masalah, muncul lagi masalah lainnya. Tiba - tiba tahu dan tempe menjadi barang mewah. Membeli  tahu dan tempe jadi susah, karena harga kedelai yang tak lagi ramah, sehingga pengrajin tempe berhenti mengolah. Yang paling membuat gundah, saat suara azan juga harus mengalah. Dan disamakan dengan gonggongan mamalia  berkaki empat yang sering menjulurkan lidah. Walah ... Walah ... Walah